Selasa, 26 November 2013

Makalah Ideal Diri



IDEAL DIRI





DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................  i                   
Daftar Isi.................................................................................................................... ii                   
BAB I Pendahuluan   
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.     Tujuan..................................................................................................... 2
D.    Manfaat................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A.    Definisi ideal diri.................................................................................... 3
B.     Faktor yang mempengaruhi ideal diri............................................... 3
C.     Fungsi ideal diri.................................................................................... 4
D.    Asuhan keperawatan............................................................................... 4
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan............................................................................................. 13
B.     Saran....................................................................................................... 13
          DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ ....14

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah ini. Adapun judul dalam makalah ini “Ideal Diri”. Tidak lupa kami hanturkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan petunjuk, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, meskipun penulis telah berusaha menyusunnya sebaik mungkin. Oleh karena itu, kritikan dan masukan dari para pembaca sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi semua.


                                                                                    Sengkang, 13 Oktober 2013

                                                                                                    Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Ideal diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Ideal diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang. Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami ideal diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien.

B.       Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari ideal diri ?
2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi ideal diri ?
3. Apa fungsi ideal diri ?
4. Apa langkah-langkah asuhan keperawatan ?

C.      Tujuan
1. Mengetahui definisi dari ideal diri
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi ideal diri
3. Memahami fungsi ideal diri
4. Memahami langkah-langkah asuhan keperawatan

D.      Manfaat
Secara umum makalah  ini bermanfaat unuk meningkatkan pengetahuan kita  tentang pentingnya konsep diri yang dimiliki seseorag.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi Ideal Diri (self-ideal)
Ideal diri Adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dasar dari ideal diri. Pada usaia remaja ideal diri akan terbentuk melalui identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.

B.       Faktor yang Mempengaruhi Ideal Diri
1.      Banyak faktor yang mempengaruhi ideal diri seseorang, masih menurut Stuart dan Laraia (2005), yang mempengaruhi ideal diri seseorang diantaranya :
a.       Seseorang cenderung menetapkan ideal diri sesuai dalam batas kemampuannya. Seseorang tidak akan mungkin menetapkan suatu ideal atau tujuan jika sekiranya dirinya tidak mempu mengupayakan diri untuk mencapai tujuan tersebut atau berada diluar batas kemampuannya.
b.      Ideal diri juga dipengaruhi oleh faktor budaya, dimana seseorang akan membandingkan standar dirinya dengan teman sebayanya.
c.       Ambisi dan keingunan untuk lebih unggul dan sukses, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk menghindari kegagalan dan perasan cemas serta rendah diri.

2.      Menurut Ana Keliat ( 1998 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri seseorang diantaranya :
a.       Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
b.      Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
c.       Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri.
d.      Kebutuhan yang realistis.
e.       Keinginan untuk menghindari kegagalan .
f.       Perasaan cemas dan rendah diri.

C.      Fungsi Ideal Diri
Individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan menyerupai apa yang diinginkan. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992).

D.     Asuhan Keperawatan
A.       Pengkajian
1.      Ideal Diri, tanyakan tentang:
a.         Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/ peran.
b.        Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat)

2.      Kaji Faktor presipitasi gangguan  ideal diri
Trauma emosi: penganiayaan fisik, seksual, psikologi pd masa anak-anak, merasa terancam kehisupannya, menyaksikan kejadian berupa kejahatan.
a.         Ketegangan peran
b.        Perkembangan transisi
c.         Situasi transisi peran
d.        Transisi peran sehat-sakit
e.         Faktor psikologis
f.         faktor sosiologis
g.        Faktor fisiologis
h.        Persepsi klien terhadap ancaman

3.      Kaji Perubahan Perilaku
Observasi perilaku/ penampilan klien : kebersihan, dandanan, pakaian dll à kemudian diskusikan dtg klien untuk mendapatkan pandangan diri klien.
a.         Apakah ideal diri anda?
b.        Apakah penampilan sesuai dengan ideal diri anda?
c.         Apakah pencapaian ideal diri memberi kepuasan?
d.        Apakah klien menghargai kemampuannya?
e.         Apakah klien menganggap kelemahan sebagai kekurangan?
f.         jawaban dpt dibandingkan dg hasil observasi.

B.       Diagnosa Keperawatan
1.          Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2.          Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3.     Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping keluarga : koping defensif.

C.       Pohon Masalah
1.         Resiko Perubahan Sensori-persepsi :Halusinasi
2.     Isolasi sosial : menarik diri Core Problem

D.       Rencana Tindakan
1.    Diagnosa 1
Tujuan Umum :
a.         Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1)        Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya.
Tindakan
.
a)      Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
1.        Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
2.        Perkenalkan diri dengan sopan.
3.        Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
4.        Jelaskan tujuan pertemuan.
5.        Jujur dan menepati janji.
6.        Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
7.        Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
b.        Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Rasional :
Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stres dan penyebab perasaaan menarik diri.
Tindakan :
1).     Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul.
c.         Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul.
Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain da
n kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain.
Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri.
Tindakan :
1.1     Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
1.2    Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
1.3    Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
1.4    Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
1.5    Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
1.6    Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain.
1.7    Biskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
1.8    Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
d.        Klien dapat melaksanakan hubungan sosial.
Rasional :
Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
Untuk mengetahui perilaku menarik diri yang dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.
Tindakan :
1.1    Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
1.2    Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
 K – P
 K – P – P lain
 K – P – P lain – K lain
 K – Kel/Klp/Masyarakat
1.3     Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
1.4    Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
1.5    Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
1.6    Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
1.7    Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
e.         Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat
menyelesaikan masalah.
Tindakan :
1.1    Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
1.2    Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
1.3    Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
f.         Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga.
Rasional :
Memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat kondisi fisik dan non fisik klien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya.
Tindakan :
1.1  Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
Salam, perkenalan diri.
 Jelaskan tujuan.
 Buat kontrak.
 Eksplorasi perasaan klien.
1.2  Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
 Perilaku menarik diri.
 Penyebab perilaku menarik diri.
 Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi.
 Cara keluarga menghadapi klien menarik diri.
1.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
1.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu.
1.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.

2.    Diagnosa 2
Tujuan umum :
a.         Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus :
1). Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
1.1.       Siapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
1.2.       Perkenalkan diri dengan sopan
1.3.       Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
1.4.       Jelaskan tujuan pertemuan
1.5.       Jujur dan menepati janji
1.6.        Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
1.7.       Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

b.        Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Rasional :
Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian.
Tindakan:
2.1.       Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2.       Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.3.       Utamakan memberikan pujian yang realistik.

c.         Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Rasional :
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah.
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya.
Tindakan:
3.1.    Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2.    Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

d.        Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Rasional :
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
 Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.
 Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.


Tindakan:
4.1.           Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
Kegiatan mandiri.
Kegiatan dengan bantuan sebagian.
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

e.         Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Rasional :
Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien.
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan.
Tindakan:
5.1.    Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2.    Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3.    Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

f.         Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Rasional:
Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah.
 Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien.
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

Tindakan:
6.1.    Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
6.2.    Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
6.3.    Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

E.       Evaluasi / Hasil Yang Diharapkan.
1.      Klien mengadakan hubungan interpersonal yang efektif,
2.      Dapat bekerjasama dengan perawat dan keluarga,
3.      Klien dapat menggunakan sumber koping yang adekuat.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Ideal diri Adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.
Faktor yang mempengaruhi ideal diri seseorang, masih menurut Stuart dan Laraia (2005), yang mempengaruhi ideal diri seseorang diantaranya. 1). Seseorang cenderung menetapkan ideal diri sesuai dalam batas kemampuannya. Seseorang tidak akan mungkin menetapkan suatu ideal atau tujuan jika sekiranya dirinya tidak mempu mengupayakan diri untuk mencapai tujuan tersebut atau berada diluar batas kemampuannya. 2). Ideal diri juga dipengaruhi oleh faktor budaya, dimana seseorang akan membandingkan standar dirinya dengan teman sebayanya.
Berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan menyerupai apa yang diinginkan. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992).

B.       Saran
Untuk membangun ideal diri, kita harus belajar menyukai diri sendiri, mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.
Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami ideal diri, kita juga bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.


DAFTAR PUSTAKA
Azis R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric Nursing : Contemporary Practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Keliat BA. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000
Carpenito, lynda Juall. 1998. Buku saku buku kedokteran EGC : jakarta.

3 komentar: